Minggu, 24 Februari 2008

Oleh - Oleh dari Pameran . . .




Alhamdulillah, saya (apotek farmakita) baru selesai mengikuti dua kali event Info Franchise Expo 2008, baik di Jakarta dan di Bandung. Berbagai macam pengalaman didapat disana. dari mulai pameran Jakarta : berangkat ke Semanggi - Jakarta sampai kesasar gak tau dimana, mencicipi berbagai macam makanan tester dari berbagai peserta pameran, nginep di hotel yang rada-rada unik, sampai pulang duluan dari ajang expo sebelum acara expo berakhir, demi mengejar calon mitra usaha yang minta lokasinya disurvey, dan Bandung : salah bawa backdrop waktu mempersiapkan stand malem-malem, Bandung dingin banget plus hujan segala, hari kedua expo yang betul-betul sepi, sampai tim support pameran yg menyenangkan.


Tapi ada satu pengalaman lain yang menurut saya lebih berharga dari pengalaman lain, yaitu menjadi frontliner pameran, berhadapan langsung dengan berbagai macam tipe pengunjung pameran. Dalam hal berbicara secara lisan, saya mengakui saya memiliki satu kekurangan, yaitu seringkali saya berbicara terlalu cepat. Justru tugas untuk menjadi penjaga gawang di stand pameran merupakan satu ajang melatih cara berbicara dan berkomunikasi yang baik. Dan memang menyenangkan, bisa berbicara dengan banyak orang yang memiliki beragam motivasi, latar belakang, dan rata-rata mereka orang-orang berduit (investor) yang siap membeli franchise dari para peserta pameran, sehingga terkadang mereka merasa dirinya lebih superior dibanding para penjaga stand.

Dari pengalaman menghadapi berbagai macam orang tersebut, saya berhasil mengelompokkan tipe-tipe pengunjung pameran yang pernah saya hadapi.

1.Tipe I
Tipe ini merupakan pengunjung teladan, dari sejak mengunjungi stand mereka sudah menganggap positif ide yang ditawarkan. Mereka bertanya karena ingin tahu, mereka mengkritik tetapi bukan untuk menjatuhkan, aura diskusinya pun aura positif, dan pembicaraan pun ditutup dengan pengisian form survey yang berarti mereka tertarik untuk bergabung dengan peluang bisnis yang ditawarkan, dilanjutkan dengan jabat tangan penuh kehangatan dan senyum. wahh...
2.Tipe II
Tipe ini merupakan pengunjung yang mmm, gimana ya? Sejak datang ke stand, yang ada hanya kritik-kritik pedas. Semua pertanyaan yang diajukan untuk menjawab pertanyaannya adalah salah. Tipe ini memang gak mau kalah dan pengen selalu dianggap benar. Kalau sudah begini, sebagai penjaga stand paling kita cuman angguk-angguk sambil memuji-muji masukan darinya. Dan kalau sudah begini, biasanya mereka mau juga ngisi form survey, karena selidik punya selidik, ternyata mereka pun tertarik dengan apa yang ditawarkan. Heheh jual mahal ni?
3.Tipe III
Tipe yang ini juga agak-agak menggelikan. Dari awal sampai akhir gelagatnya selalu tidak mengenakkan. Semua apa yang kita sampaikan tidak dia terima. Lha terus sebenarnya siapa sih yang punya bisnisnya? Kan sebenarnya penjaga standlah si pemilik bisnisnya. Dan ternyata setelah serangkaian kritik dan hinaan dilontarkan, dia mengeluarkan kartu namanya, dan ternyata hehehe... dia seorang konsultan. Dia bilang, kalau butuh bantuan konsultan bisnis, saya siap membantu. Ya elaah, jualan juga to ternyata.
4.Tipe IV
Tipe pengunjung yang menyenangkan. Semua diskusi yang digelar disambut dengan respon yang positif dan hangat. Full of smile, tapi sayang diakhir kunjungan, dia menyatakan bahwa di tidak berminat untuk bergabung dengan bisnis yang ditawarkan. Tapi nggak papa, walau tidak tertarik, setidaknya tetap kooperatif ya?
5.Tipe V
Tipe pengunjung yang betul-betul iseng. Pengunjung tipe ini memang tidak punya motivasi khusus untuk begabung dengan apa yang ditawarkan. Komentarnya pun asal, seperti, “Jadi kamu apoteker? Kok gak ada tampang?” hehehe, emang tampang apoteker gimana Bu? “Eh apoteker ya? kok masih muda-muda gini ya?”hehehe(lagi) emang gak boleh ya Bu, anak muda jadi apoteker? dan komentar-komentar iseng lainnya. Tapi bodor (lucu. red) lah, karena yang kaya gini ini memang kadangkala dibutuhkan untuk hiburan bagi yang sedang jaga stand...

Okay, sementar baru ada lima tipe, dan kayanya cukup untuk jadi semacam panduan untuk acara pameran selanjutnya. Karena baru mengikuti dua kali pameran, saya sudah bisa merasakan sensasi the passion of expo... yiihaaa !!! bayangkan saat para pengunjung mendatangi stand-mu dan bertanya-tanya seputar apa yang kamu tawarkan, kemudian mereka tertatik, dan berminat untuk bergabung. Sekali lagi terimakasih banyak untuk tim expo Bandung : Febbi, Achie, Nisa, Vivi, Manik, Fetri, kang Deden, pak Roni, mbak Vanya, dan tentunya Bu Kusmeni dan Pak Jahja...

Sudah dulu, karena tugas follow-up hasil pameran sudah menunggu. btw, kapan pameran lagi ni?

Share/Save/Bookmark (Read More/Dilanjut yuuk)

Selasa, 19 Februari 2008

t i d a k j a u h . . .

Bu..
Izinkan aku melengkapi kepingan puzzle yang lama tercecer jauh
Karena akhirnya kutemukan kepingan terakhir itu
Sangat dekat, Bu
Karena ternyata tidak jauh
Ada di situ, si tepi jalan yang sering kulalui . . .

17 februari 2008

Share/Save/Bookmark (Read More/Dilanjut yuuk)

mamaku super mama??

Makin hari, acara yang mengisi televisi di rumah, makin tidak masuk akal. Salah satu acara yang terus teringat dan tentu saja annoying adalah sebuah acara milik sebuah stasiun televisi swasta yang berdurasi antara 5 – 6 jam, dimulai sejak maghrib dan berakhir sekitar tengah malam. Konten acara tersebut memperlombakan kemampuan para selebritis dalam menarik suaranya. Yah, suara pas-pasan gak papalah yang penting acaranya laku.


Dalam penampilannya, sang selebritis didampingi oleh ibunda tercinta. Dan tidak tanggung-tanggung, ibunda tercinta ikut dikonteskan, dinilai, bahkan kadang seperti terkesan dieksploitasi dan dipermalukan. Waduh… seandainya saya ini selebritis, saya nggak akan tega mengajak ibundaku tersayang untuk mengikuti kontes semacam itu. Ibuku adalah wanita terhormat, yang sangat saya cintai dan sayangi, dan bukan untuk dieksploitasi, ditertawakan, dan dipermalukan di depan penonton senegara. Menurut saya, acara tersebut memang hanya menjual eksploitasi hedonisme tanpa disertai muatan-muatan positif yang minimal bisa diambil manfaatnya. Para host-nya pun bebas berkelakar, saling menghujat, dan kebanyakan tertawa. Awalnya sih terlihat lucu, tapi lama-lama tetap membosankan bahkan terkadang memuakkan… anybody, please… help me out of this !!!

Share/Save/Bookmark (Read More/Dilanjut yuuk)

farmakita oh farmakita . . .




Waw…kesibukan demi kesibukan datang menghajar!! Jdugh, dzig, brukk, dag, dig, dug dhuerrr !!! dasat (baca : dahsyat). Lha terus kapan nge-blognya? Hehe . . .Maaf, terbawa suasana... kembali ke topik awal.

Apotek farmakita yang sedang saya kelola sekarang benar-benar mengalami transformasi yang tidak pernah terkira sebelumnya. Semenjak kami (PD-ISFI jabar) meng-hire seorang konsultan franchise yang bernama pak Jahja B. Soenarjo, pergerakan kami betul-betul di luar dugaan.

Perjalanan dari sejak peresmian farmakita (17 januari 2008) kemarin, hingga hari ini, memang betul-betul diluar dugaan. Proses untuk mengejar event yang bernama “peresmian” berlangsung dalam ritme kerja yang cukup menguras tenaga, waktu, biaya, dan pikiran. Persiapan interior+eksterior apotek (makasih untuk pak Hans dan tim Simplicity), pengadaan stok apotek, pemastian support system IT apotek (makasih buat Asri atas kerja kerasnya membangun sistem IT), perampungan website farmakita (http://www.farmakita.com), sampai kepada pemastian kostum pegawai apotek harus dikejar dalam jangka waktu satu bulan. Bisa nggak ya? Tapi alhamdulillah, bisa kok. Peresmian alhamdulillah berlangsung lancar, walau diiringi oleh mata yang berat menuntut haknya untuk beristirahat.

Peresmian selesai bukan berarti pekerjaan beres, karena setelah peresmian ini berarti pekerjaan besar : pengelolaan dan pengembangan usaha apotek ini harus mulai dijalani, dan itu bukan pekerjaan yang sedikit dan mudah. Wew… terlebih lagi, farmakita memiliki target pendirian gerai cabang sebanyak 25 gerai, baik di jawa barat, maupun di luar jawa barat dan apabila target pendirian gerai itu tercapai, akan dilanjutkan dengan pembangunan PBF – Pedagang Besar Farmasi, alias farmakita divisi distribusi. Kapan ya?


Apotek bisa benar-benar beroperasi kembali pada hari Ahad 3 Februari 2008, alhamdulillah. Lets back to business. Dagang lagi, ngawarung lagi… (padahal seminggu sebelum buka, sekitar 29 jan 08 – 2 feb 08 sempet tepar teu pararuguh, pusing, demam, diare, lemes, gak doyan makan). Dan pergerakan omset apotek, harus dimulai dari awal lagi (sebelum renovasi rata-rata omset harian sudah menyentuh angka 600rb-700rb/hari, tetapi setelah renovasi dan peresmian, kembali mundur ke angka 200rb-400rb). Mungkin karena selama renovasi, apotek tutup cukup lama sekita 1,5 bulan, sehingga banyak pelanggan yang mengira kami sudah bangkrut ya? Wallahu a’lam… tetap semangat aja.

Setelah apotek buka, kami memutuskan untuk ikut sebagai peserta pameran franchise di Semanggi Expo Jakarta ( 8 – 10 februari 2008), kebetulan saya yang ditugasi untuk menjaga gawang di pameran, dengan bantuan beberapa rekan yang luar biasa : pa roni, febbi, nisa, yeni, dan vivi. Dan Indra sebagai apoteker pendamping farmakita, ditugasi untuk menjaga gawang di apotek, alias stand by di Bandung dan memastikan roda apotek berjalan sebagaimana mestinya.

Sekali lagi alhamdulillah, walau persiapan kami sangat mendadak, peralatan pameran kami kalah jauh dari persiapan pameran apotek kompetitor, respon dari peserta pameran terhadap farmakita cukup baik. Tercatat 88 orang yang bersedia mampir dan mengobrol dengan kami tentang makhluk apakah farmakita itu. Dan hasil dari pameran, akan ada seorang investor dari Cileungsi yang bersedia menanamkan uangnya di farmakita. Target 3 bulan kedepan , sekitar bulan Mei, gerai farmakita cabang Cileungsi siap beroperasi. Wew… belum lagi investor – investor lain yang ternyata sudah menunggu giliran untuk bekerjasama dengan pihak korporasi farmakita. Belum lagi pemilik modal yang berasal dari Surabaya, atau bahkan Makassar… btw, kapan nih jalan-jalan ke makassar? (nampak menarik)

Jum’at besok insyaAllah kami ikut pameran lagi, tapi kali ini di bandung (graha manggala siliwangi) antara 22 – 24 februari 2008, jadi mudah-mudahan kami bisa lebih menguasai keadaan. Persiapan harus lebih matang, briefing harus lebih intensif. Yuk ah, masih banyak pekerjaan yang harus disiapkan kemudian dirampungkan. Wallahu a’lam..

Gak sengaja didapat dari sebuah lembar Jum’at yang dibagikan ketika sedang sholat Jum’at… ada sebuah hadits Rasulullah SAW (sayang tidak dijelaskan siapa yang meriwayatkan) yang berbunyi kurang lebih, “apabila kamu meminta kepada Allah wahai manusia, maka mintalah disertai dengan keyakinan bahwa Allah Mahakuasa mengabulkan. Sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan do’a seseorang yang hatinya itu ragu.”

Share/Save/Bookmark (Read More/Dilanjut yuuk)

Minggu, 17 Februari 2008

. . . . . . . . .dalam jenuh lelah

Dalam segala jenuh lelah ini
Tumbuh sebentuk kuncup jingga mungil
Yang mungkin belum mekar sempurna
Namun sudah mampu menghapus gundah
Dalam pot hitam kecil di pojok jendela hatiku

Tenang wahai kuncup mungilku
Tak kan kubiarkan angin manapun
Meniup kuncupmu hingga berguguran menyentuh bumi
Tak kan pula kubiarkan burung kolibri manapun
Seenaknya datang menghisap nektar mungilmu

Kan kusirami dirimu tiap hari
Dengan air mata hati ini
Air mata hati saripati duka
Maupun
Air mata hati saripati bahagia

Kan kutunggu hingga kuncupmu
Betul-betul siap mekar
Menghiasi pojok jendela hatiku
Mewarnainya dengan kilauan jingga
Diatas pot hitam kecil itu setiap hari

15 feb 2008


Type rest of the post here

Share/Save/Bookmark (Read More/Dilanjut yuuk)

Rabu, 13 Februari 2008

wuahhh . . .

kangen posting . . . .tapi gak sempet2 aja . . .
tapi gimana lagi? huah . . . wuah . . . .


please release me . . .

Share/Save/Bookmark (Read More/Dilanjut yuuk)