Kamis, 08 November 2007

Mission Impossible 3 : Kesehatan dan Pendidikan GRATIS !!!

Salah seorang senior pernah berkata,"Memang membiasakan orang untuk memperoleh yang gratis itu kurang baik. Namanya tidak mendidik, karena dengan gratis akan menjadikan seseorang tidak berusaha lebih untuk bisa mendapatkan apa yang diinginkannya."

Hmm... setelah dipikir-pikir ada benarnya juga pendapat beliau. memberi gratis mirip-mirip dengan konsep membantu seseorang dengan memberi ikan bukan kailnya. Padahal alangkah baiknya apabila menolong orang dengan konsep memberi kail bukan ikannya secara langsung. Setuju !!! Sepakat !!! Dukung lah Dukung !!!

Tapi saya memiliki pandangan lain tentang gratis ini. Memang apabila segala hal digratiskan, maka hidup tidak akan seru lagi. Tidak ada yang namanya tantangan, keinginan berkembang, semangat berkompetisi secara positif, bahkan hidup ini bakalan sangat-sangat linier. Nggak seru... tapi tidak lantas mengubah pandangan saya bahwa semua yang gratis itu tidak mendidik. Ada beberapa perihal yang apabila digratiskan (dengan beberapa syarat tentunya) maka akan menjadikan negeri ini lebih baik berkembang.

Yang pertama : pendidikan, yang kedua : kesehatan. Kenapa? Karena pendidikan dan kesehatan merupakan dua pilar pokok kondisi kesejahteraan suatu masyarakat. Apabila seluruh lapisan masyarakat memperoleh pendidikan dan fasilias kesehatan yang baik, maka insyaALLAH negeri ini akan bergerak bergeser ke arah yang jauh lebih baik. Jangan sampai pendidikan dan kesehatan yang baik menjadi milik orang-orang berada, sehingga orang-orang yang memang memiliki kekurangan dari segi harta akan tersisihkan. Yang berkuasa adalah yang memiliki modal, sedangkan non-pemilik modal akan tenggelam perlahan-lahan.

Saya tidak terlalu mengerti tentang seluk-beluk dunia pendidikan, maka yang akan saya perdalam adalah permasalahan kesehatan masyarakat. Dan karena profesi saya adalah apoteker/pharmacist, maka sektor obat-obatanlah yang secara spesifik akan saya perdalam.

Sebelum melangkah lebih jauh, sekedar intermezzo : sebenarnya gratis yang seperti apa? Dan kenapa bisa gratis? Tentu gratis yang terarah, tidak asal gratis, dan gratis tersebut harus dengan beberapa syarat yang terpenuhi. Sebenarnya semua ini berawal dari konsep subsidi. Bahkan di dalam Islam pun konsep zakat dengan baitul maal-nya sarat dengan konsep subsidi. Seseorang yang memiliki kelebihan diwajibkan menyisihkan hartanya untuk baitul maal, sehingga para pengurus baitul maal akan menggunakan harta yang terkumpul untuk kepentingan negara dan rakyat. Saling subsidi. Sehingga tidak ada yang merasa kekurangan. Bahkan jika mendengar kisah zaman khalifah Umar bin Abdul-Aziz, para petugas baitul maal begitu kebingungan mencari orang yang pantas untuk disubsidi (pantas dizakati), karena seluruh anggota masyarakat adalah pemberi subsidi (wajib zakat). Lain dulu lain sekarang. Kalau dulu orang-orang malu jika ternyata dirinya masuk ke dalam golongan yang pantas dizakati, maka sekarang ketika malam 1 Syawal, orang-orang berebut untuk mendapatkan jatah zakat fitrah. Bisa dikatakan, salah satu faktor pembentuk kondisi mental seperti ini adalah sistem pendidikan yang kurang baik.

Bayangkan, lagi-lagi ini negeri utopia versi saya, bila fasilitas pendidikan dan kesehatan sudah tidak menyulitkan masyarakat kita, tentu anggota masyarakat akan lebih fokus kepada hal-hal lain yang lebih produktif yang belum sempat terpikirkan saat ini. Perkembangan pengetahuan, ilmu dan teknologi yang dibarengi oleh kematangan kualitas akhlaq individu dari masing-masing anggota masyarakat. Berawal dari konsep subsidi berbasis zakat, maka terbentuklah sebuah masyarakat modern, bahkan menjadi pusat peradaban dunia seperti pada zaman Daulah Abbasiah di Baghdad dulu.

Ayo... ada yang mau bergerak -minimal berpikir- bersama-sama dengan saya? Sebenarnya sistem subsidi kesehatan -terutama distribusi obat- yang cocok bagi seluruh lapisan masyarakat itu seperti apa? Sehingga bagaimanapun kondisi keuangan seseorang, apabila suatu saat orang itu sakit, maka ia akan tetap memperoleh obat dengan kualitas yang baik, kalau perlu GRATIS.

CMIIW - Correct me if I'm Wrong - feel free to comment :)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Sudah ngobrol dengan Ust. Abu Syauqi, Di?