Pernah dengar rumah bersalin gratis? Atau ambulan gratis? Atau operasi hernia gratis? Dulu memang terdengar tidak mungkin. Bahkan sekarang pun, masih banyak orang yang mengatakan bahwa sesuatu yang gratis itu mustahil. Kenapa rumah bersalin atau ambulan itu digratiskan? Jawabannya simpel. Semua itu adalah sarana kesehatan. Dan secara simpel bisa dikatakan bahwa sarana kesehatan digunakan untuk melaksanakan upaya kesehatan (jadi inget kuliah Farmasi Rumah Sakit dulu...) guna memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Kesehatan adalah hak setiap orang baik orang itu mampu maupun tidak mampu. Lantas, timbul ide untuk mengadakan sarana kesehatan gratis yang diperuntukkan bagi sudara-saudara kita yang memang kurang mampu.
Sekarang kita beralih ke apotek. Apakah apotek sarana kesehatan? Yup sudah barang tentu. Di dalam apotek dilakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung proses peningkatan dan proses pemeliharaan kesehatan masyarakat. Sudah pernah adakah yang punya ide untuk membangun apotek gratis? Tentu gratis untuk kalangan tertentu, bukan gratis begitu saja. Mungkin banyak orang yang berpendapat apotek gratis = gila. Dimana orang lain berbondong-bondong merencanakan bisnis apotek, kok saya malah mengusulkan konsep apotek gratis. Ya namanya juga mimpi... cita-cita. Di apotek gratis inilah pengabdian profesi apoteker benar-benar diuji. Karena apotek gratis bukan ajang untuk mencari uang dari profesi. Profesi apoteker beda dengan profesi akuntan atau arsitek, karena profesi apoteker ini profesi kesehatan. Jadi boleh dong suatu saat nanti saya yang apoteker ini benar-benar mengabdikan profesi saya kepada orang-orang yang memang membutuhkan "sehat".
Bisnis obat memang cukup bisa diandalkan untuk menambah tebal kantong. Tapi bisnis obat yang seperti apa? Trend harga bahan baku obat semakin meningkat. Padahal harga obat terutama generik semakin diturunkan. Supaya bisa lebih memperoleh untung dari penjualan, dicarilah celah-celah abu-abu bisnis obat. Belanja obat palsu dari pasar-pasar tertentu bisa dilakukan, dan jelas harga beli obatnya sangat-sangat miring. Atau trik terbaru, pedagang obat memborong obat rakyat yang harganya notabene 1000/strip, terus obat tersebut dilucuti dari kemasannya, untuk dikemas ulang oleh apotek terkait, dan dijual dengan harga yang tidak seribu lagi. Ada yang mau share trik lainnya? Wah orang sakit kok disakitin??
Pantas saja orang Indonesia nggak sehat-sehat. Oleh sebab itu, saya memandang apotek itu pure sarana pengabdian profesi, bukan ajang bisnis. Saya orangnya nggak tegaan. Kalau di apotek menghadapi pasien kurang mampu dan harga obat yang harus ia beli cukup mahal, kadang hati ini jadi trenyuh sendiri. Makanya, suatu saat nanti, tunggu saya untuk buka Apotek gratis... Ada yang seide dengan saya?? Saya serius lho...
FeedBurner !!
Rabu, 25 Juli 2007
Apotek GRATISS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
wah... Subhanallah... Memang berjiwa sosial luar biasa aldi teh...
Didukung lah...
kalo mau dikongkritkan juga hayu, yang penting jelas aja step implementasinya
Bravo lah buat aldi sang apoteker sejati
Posting Komentar